Sungai Citarum, urat nadi kehidupan di Jawa Barat, membentang sepanjang kurang lebih 297 kilometer, menjadikannya sungai terpanjang di provinsi ini. Perannya sangat vital sebagai sumber air utama bagi jutaan penduduk di wilayah metropolitan Bandung Raya, kawasan industri Purwakarta, Karawang, Bekasi, hingga menyuplai air baku untuk Jakarta melalui Kanal Tarum Barat (Kalimalang). Namun, ironisnya, sungai yang begitu penting ini juga dikenal luas memiliki permasalahan polusi yang cukup berat, menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sejarah mencatat betapa krusialnya Sungai Citarum bagi perkembangan peradaban di Jawa Barat. Kesuburan tanah di sepanjang alirannya mendukung pertanian, dan airnya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat dari generasi ke generasi. Bahkan hingga kini, meskipun kualitas airnya menurun, Sungai Citarum tetap menjadi tulang punggung irigasi bagi lahan pertanian yang luas dan sumber air industri yang signifikan. Ketergantungan yang tinggi ini menjadikan upaya pemulihan Sungai Citarum sebagai agenda yang mendesak.
Sayangnya, popularitas dan vitalitas Sungai Citarum berbanding terbalik dengan tingkat polusi yang mengkhawatirkan. Berbagai aktivitas manusia, mulai dari limbah industri tekstil, limbah domestik yang tidak terolah, hingga sampah padat, telah mencemari sungai ini selama bertahun-tahun. Dampaknya sangat luas, mulai dari penurunan kualitas air yang tidak layak konsumsi, kerusakan ekosistem sungai, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat yang bergantung pada air sungai untuk berbagai keperluan.
Dampak Polusi Sungai Citarum yang Mendesak Diatasi:
- Krisis Air Bersih: Tingginya tingkat polusi mengurangi ketersediaan air bersih yang layak bagi jutaan penduduk.
- Ancaman Kesehatan Masyarakat: Paparan air tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit, pencernaan, hingga penyakit kronis yang lebih serius.
- Kerusakan Ekosistem: Pencemaran merusak habitat alami berbagai spesies ikan dan organisme air lainnya, mengganggu keseimbangan ekosistem sungai.
- Kerugian Ekonomi: Sektor pertanian dan perikanan yang bergantung pada air sungai juga mengalami kerugian akibat kualitas air yang buruk.
Upaya Pemulihan dan Harapan Masa Depan:
Meskipun tantangan yang dihadapi Sungai Citarum sangat besar, berbagai upaya pemulihan terus dilakukan oleh pemerintah, organisasi masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Program-program pembersihan sungai, penertiban industri nakal, pembangunan infrastruktur pengolahan limbah, serta edukasi masyarakat menjadi bagian penting dari upaya ini.
