Reog Dogdog adalah seni pertunjukan rakyat yang berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang menawarkan tontonan unik dan penuh semangat. Perpaduan Kesenian Reog (yang berbeda dengan Reog Ponorogo) dengan instrumen musik tradisional Dogdog menciptakan atmosfer yang sangat energetik dan meriah. Perpaduan Kesenian Reog ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan representasi budaya masyarakat Sunda yang agraris, sering dipentaskan dalam berbagai acara syukuran panen, khitanan, atau perayaan hari besar. Kekuatan Reog Dogdog terletak pada ritme tabuhan kendang yang cepat dan lincah, sebuah Perpaduan Kesenian Reog yang otentik dari Jawa Barat.
Asal Usul dan Instrumen Dogdog
Secara historis, Dogdog adalah instrumen perkusi berbentuk tabung yang terbuat dari kayu dan kulit hewan, dimainkan dengan cara dipukul. Musik Dogdog sendiri sudah lama ada sebagai bagian dari tradisi Ronggeng Gunung atau seni Topeng Banjet. Namun, ketika kesenian Reog dari Jawa Timur masuk ke wilayah Subang dan sekitarnya, masyarakat lokal menggabungkan unsur topeng dan tarian Reog dengan alunan musik Dogdog yang sudah melekat di budaya mereka, melahirkan bentuk baru yang khas. Sejarawan Seni Budaya Sunda, Bapak Dadan Ramdhani, S.Sn., dalam arsip dokumentasi seni Subang pada tahun 2023, mencatat bahwa Reog Dogdog mulai populer secara masif sekitar tahun 1970-an.
Kostum, Tarian, dan Makna Filosofis
Pertunjukan Reog Dogdog biasanya menampilkan tokoh-tokoh utama yang mengenakan topeng berkumis tebal dan berwarna cerah, seperti topeng Lurah atau Gatotkaca. Tarian utamanya dicirikan oleh gerakan yang spontan, jenaka, dan akrobatik, meniru gerak-gerik binatang atau tokoh pewayangan. Durasi satu kali pementasan dapat berlangsung antara 60 hingga 90 menit, tergantung permintaan penonton. Selain aspek hiburan, Reog Dogdog membawa pesan filosofis tentang kehidupan sosial dan kritik terhadap penguasa, disampaikan melalui dialog yang disisipi humor (bodoran). Kepala Dinas Kebudayaan Subang, Ibu Atikah Murni, S.Sos., dalam pernyataan persnya pada tanggal 21 April 2025, menyebutkan bahwa pemerintah daerah rutin mendukung pementasan Reog Dogdog dalam acara-acara resmi sebagai upaya pelestarian.
Kontinuitas dan Tantangan Modern
Kelompok Reog Dogdog saat ini umumnya terdiri dari 10 hingga 15 orang pemain, yang mencakup penabuh Dogdog, penabuh kendang, dan penari. Mereka sering melakukan pementasan keliling desa, terutama pada akhir pekan, untuk menjaga tradisi tetap hidup dan menarik minat generasi muda. Tantangan terbesar adalah regenerasi; oleh karena itu, beberapa sanggar mulai mengadakan pelatihan reguler setiap Sabtu sore untuk anak-anak sekolah. Dengan perpaduan suara yang menggelegar dan tarian yang energetik, Reog Dogdog memastikan warisan seni Sunda terus bergema.
