Polemik berkepanjangan terkait sengketa lahan di Sukahaji akhirnya memuncak menjadi bentrokan fisik antar kelompok yang berseteru. Insiden ini memaksa aparat kepolisian turun tangan untuk meredam situasi dan mencegah terjadinya eskalasi lebih lanjut. Konflik agraria yang telah berlangsung lama ini kembali mencoreng ketertiban dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.
Lahan Sukahaji, yang diduga memiliki nilai ekonomi tinggi atau sejarah tertentu, telah lama menjadi objek klaim dari berbagai pihak. Ketidakjelasan status kepemilikan dan kurangnya penyelesaian yang komprehensif menjadi pemicu utama ketegangan yang terus meningkat. Berbagai upaya mediasi dan negosiasi sebelumnya dilaporkan belum membuahkan hasil yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
Puncak dari polemik ini terjadi ketika kedua kelompok yang berselisih bertemu di lokasi lahan sengketa. Adu argumen yang sengit dengan cepat berubah menjadi konfrontasi fisik. Bentrokan yang melibatkan sejumlah orang ini dilaporkan menyebabkan beberapa orang mengalami luka-luka. Situasi yang semakin tidak terkendali memaksa aparat kepolisian segera turun ke lokasi untuk mengamankan area dan membubarkan massa yang bertikai.
Tindakan tegas kepolisian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bentrokan susulan dan menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat. Pihak kepolisian juga dikabarkan tengah melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi provokator dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya bentrokan tersebut. Langkah hukum diharapkan dapat diambil untuk menyelesaikan sengketa lahan ini secara adil dan transparan.
Bentrok di Sukahaji ini menjadi pengingat akan kompleksitas permasalahan agraria di berbagai daerah. Penyelesaian sengketa lahan membutuhkan ketegasan pemerintah, transparansi dalam proses mediasi dan hukum, serta kesadaran dari semua pihak untuk mengedepankan dialog dan menghindari tindakan kekerasan. Masyarakat berharap insiden ini menjadi titik balik agar solusi yang adil dan berkelanjutan dapat segera ditemukan untuk mengakhiri polemik lahan Sukahaji.
Kejadian ini juga menyoroti perlunya peran aktif pemerintah daerah dalam memfasilitasi dialog dan mencari solusi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak yang berkonflik. Pendekatan win-win solution melalui musyawarah dan mediasi yang melibatkan tokoh masyarakat dan ahli hukum agraria diharapkan dapat mencegah terulangnya kekerasan di masa depan dan menciptakan harmoni di tengah masyarakat Sukahaji
