Jambi, sebuah provinsi di Pulau Sumatera, kaya akan warisan budaya, termasuk alat musik tradisionalnya yang khas. Dua di antaranya yang paling populer adalah Gambus dan Kompang. Gabungan Melodi Gambus dan Kompang menciptakan harmoni yang indah, mengiringi berbagai upacara adat dan kesenian di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
Gambus adalah alat musik petik yang mirip dengan gitar, namun memiliki bentuk unik dan jumlah senar yang bervariasi. Alat musik ini memiliki pengaruh kuat dari Timur Tengah, dibawa oleh para pedagang dan ulama di masa lampau. Suara Gambus yang lembut dan merdu seringkali menjadi melodi utama.
Sementara itu, Kompang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau yang direntangkan pada bingkai kayu. Bentuknya melingkar, menyerupai rebana namun dengan ukuran yang lebih bervariasi. Kompang berfungsi sebagai instrumen ritmis yang memberikan denyut nadi pada musik tradisional Jambi.
Ketika Gambus dan Kompang dimainkan bersama, terciptalah Melodi Gambus dan Kompang yang kaya dan harmonis. Gambus memberikan melodi yang mengalir, sementara Kompang menambahkan ritme yang dinamis dan enerjik. Perpaduan ini sangat khas dan mudah dikenali.
Alat musik ini sering mengiringi berbagai pertunjukan seni tradisional Jambi. Misalnya, dalam tari tradisional seperti Tari Zapin atau dalam acara-acara keagamaan dan perayaan hari besar. Kehadiran Melodi Gambus dan Kompang menambah nuansa sakral dan kebersamaan.
Selain itu, Gambus dan Kompang juga sering digunakan dalam upacara adat pernikahan atau penyambutan tamu penting. Musik yang dimainkan bukan sekadar hiburan, melainkan bagian integral dari prosesi adat, melambangkan kegembiraan dan penghormatan.
Upaya pelestarian Gambus dan Kompang terus dilakukan oleh seniman, budayawan, dan pemerintah setempat. Mereka mengadakan pelatihan, workshop, serta festival untuk memastikan Melodi Gambus dan Kompang tetap hidup dan terus diwariskan kepada generasi muda.
Pentingnya dua alat musik ini dalam kebudayaan Jambi menjadikannya daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Banyak yang datang untuk menyaksikan pertunjukan langsung dan mendengar kemerduan Gambus serta ketukan Kompang yang menggugah semangat.