Di antara kekayaan budaya Indonesia, terdapat sebuah pertunjukan seni yang tak hanya menampilkan gerakan tari, tetapi juga elemen mistis yang memukau. Kesenian Kuda Lumping adalah tarian tradisional yang menampilkan sekelompok penari yang menunggangi kuda tiruan, terbuat dari anyaman bambu. Lebih dari sekadar tarian, pertunjukan ini seringkali menampilkan adegan kesurupan dan kekuatan supranatural, menjadikannya tontonan yang penuh misteri dan ketegangan bagi para penonton. Ini adalah sebuah warisan budaya yang menarik dan mengundang decak kagum.


Pada hari Kamis, 25 September 2025, dalam sebuah festival budaya di Cirebon, seorang budayawan, Bapak Rahmat, menjelaskan bahwa kesenian Kuda Lumping memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan tradisi ritual. “Pertunjukan ini dulunya merupakan bagian dari ritual penyambutan arwah leluhur, sebuah cara untuk memohon berkah dan perlindungan,” ujarnya. Gerakan tari yang diiringi musik gamelan yang energik dan dinamis menciptakan suasana yang mendalam, menarik penari ke dalam kondisi trans. Laporan dari Asosiasi Seniman Tradisional Jawa per Agustus 2025 menunjukkan bahwa kesenian Kuda Lumping adalah salah satu pertunjukan tradisional yang paling banyak menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.


Salah satu aspek yang paling memukau dari kesenian Kuda Lumping adalah adegan kesurupan. Setelah memasuki kondisi trans, para penari seringkali menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti makan pecahan kaca, mengupas kelapa dengan gigi, atau berjalan di atas bara api. Hal ini menambah dimensi mistis pada pertunjukan, dan bagi banyak orang, menjadi bukti dari kekuatan gaib yang menyertai tarian ini. Meskipun terlihat berbahaya, ada seorang pawang atau pemimpin ritual yang selalu mengawasi dan mengendalikan jalannya pertunjukan. Laporan dari media seni dan budaya pada tanggal 10 Oktober 2025 mencatat bahwa kesenian Kuda Lumping memiliki dampak signifikan dalam mempertahankan kepercayaan masyarakat pada hal-hal supranatural.


Untuk melestarikan kesenian Kuda Lumping, banyak komunitas lokal berupaya keras. Mereka secara rutin mengadakan pertunjukan dan mengajarkan tarian ini kepada generasi muda. Pada hari Jumat, 15 November 2025, sebuah pertunjukan Kuda Lumping diselenggarakan di sebuah desa kecil, dihadiri oleh ratusan penonton. Salah satu penonton, Budi, mengatakan, “Saya selalu kagum setiap kali melihat pertunjukan ini. Rasanya seperti menyaksikan sihir yang nyata, sebuah warisan budaya yang harus terus dijaga.”


Secara keseluruhan, kesenian Kuda Lumping adalah sebuah pertunjukan yang unik dan tak terlupakan, sebuah perpaduan antara seni tari, musik tradisional, dan ritual spiritual. Ini adalah cerminan dari kekayaan budaya Indonesia yang berani tampil beda dan menawarkan pengalaman yang mendalam bagi siapa pun yang menyaksikannya. Dengan terus melestarikan seni ini, masyarakat tidak hanya menjaga warisan leluhur mereka, tetapi juga memastikan bahwa pertunjukan mistis yang memukau ini akan terus hidup untuk generasi mendatang.