Arus lalu lintas di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, mengalami kelumpuhan total pada Kamis (27/2/2025) akibat aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh ratusan pengemudi ojek online (ojol). Aksi ini menyebabkan penutupan sebagian jalur jalan menuju Istana Negara, salah satu arteri utama di ibu kota, dan menimbulkan kemacetan parah di sejumlah ruas jalan sekitarnya.

Para pengemudi ojol yang datang dari berbagai platform ini menggelar aksi unjuk rasa untuk menyampaikan sejumlah tuntutan terkait kesejahteraan mereka. Beberapa tuntutan utama yang disuarakan antara lain adalah penyesuaian tarif yang dianggap tidak sesuai, masalah potongan aplikasi yang dinilai memberatkan, serta keinginan untuk bertemu dengan perwakilan Istana Negara.

Aksi demonstrasi ini dimulai sejak siang hari, sekitar pukul 12.00 WIB. Para pengemudi ojol memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang setengah Jalan Merdeka Barat arah Istana, memblokade sebagian jalur kendaraan. Akibatnya, kendaraan roda empat maupun roda dua hanya dapat melintas di sebagian jalur lainnya, menyebabkan penumpukan kendaraan dan kemacetan yang mengular hingga ke jalan-jalan alternatif seperti Jalan MH Thamrin dan Jalan Gajah Mada.

Pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya terlihat berjaga di lokasi untuk mengamankan jalannya aksi demonstrasi dan berupaya mengatur arus lalu lintas. Beberapa kali terjadi negosiasi antara perwakilan pengunjuk rasa dengan pihak kepolisian, namun belum mencapai kesepakatan yang signifikan hingga sore hari. Polisi memberlakukan rekayasa lalu lintas dengan mengarahkan kendaraan yang menuju Istana Negara untuk mengambil jalur alternatif.

Kemacetan parah akibat aksi demo ojol ini merugikan banyak pihak. Para pekerja kantoran, pelajar, dan masyarakat umum yang melintas di kawasan tersebut terjebak macet berjam-jam, menyebabkan keterlambatan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Sejumlah bus Transjakarta juga dilaporkan mengalami keterlambatan signifikan akibat penutupan jalur sebagian.

Aksi demonstrasi serupa bukan kali pertama terjadi di Jakarta. Para pengemudi ojol merasa aspirasi mereka belum sepenuhnya didengar dan ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Mereka menyatakan akan terus melakukan aksi serupa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Pemerintah dan perusahaan aplikasi diharapkan dapat segera merespons tuntutan para pengemudi ojol secara konstruktif demi mencari solusi yang adil dan tidak merugikan semua pihak, serta mencegah terulangnya gangguan lalu lintas yang meresahkan masyarakat.