Indonesia, sebagai negara yang terletak di Ring of Fire, seringkali dihadapkan pada ancaman gempa bumi. Belum lama ini, bencana gempa bumi dengan magnitudo sedang mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya, menyebabkan kerusakan signifikan pada puluhan bangunan. Tercatat, setidaknya 40 rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat bervariasi, menimbulkan kekhawatiran dan kerugian bagi masyarakat terdampak.
Bencana gempa bumi ini terjadi pada hari Kamis, 29 Mei 2025, sekitar pukul 05:45 WIB. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tercatat berkekuatan Magnitudo 5.2 dengan kedalaman dangkal, berpusat di darat sekitar 25 kilometer tenggara Bandung. Meskipun tidak berpotensi tsunami, guncangan yang cukup kuat dirasakan oleh warga, menyebabkan kepanikan dan membuat banyak orang berhamburan keluar rumah.
Dampak paling parah terlihat di beberapa kecamatan yang berdekatan dengan pusat gempa, seperti Kecamatan Ciparay dan Pacet. Data awal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 40 rumah mengalami kerusakan, mulai dari retakan pada dinding, atap yang ambruk, hingga kerusakan struktural yang membuat beberapa rumah tidak layak huni. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam bencana gempa bumi ini, namun beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan atau terjatuh saat menyelamatkan diri.
Segera setelah kejadian, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan kerusakan dan memberikan bantuan awal. Posko darurat didirikan di beberapa titik untuk menampung warga yang rumahnya rusak parah, serta menyalurkan bantuan berupa terpal, makanan siap saji, dan selimut. Asesmen kerusakan yang lebih detail masih terus dilakukan untuk memastikan jumlah pasti dan tingkat kerusakan bangunan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Bapak Drs. H. Dadang Solihin, M.Si., dalam keterangannya pada hari Kamis sore, 29 Mei 2025, pukul 15:00 WIB, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. “Prioritas kami adalah memastikan keselamatan warga dan mendata seluruh kerusakan agar bantuan dapat disalurkan dengan tepat sasaran,” ujarnya. Bencana gempa bumi ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya edukasi mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan.